Air bersih bukan hanya tentang kejernihannya atau bebas dari kotoran, tapi juga soal keseimbangan pH. Banyak orang nggak sadar kalau pH air dalam toren (tangki air) yang nggak stabil bisa bikin masalah kesehatan, kerusakan peralatan rumah tangga, bahkan memengaruhi rasa dan bau air. Padahal, toren adalah tempat penyimpanan utama air bersih yang dipakai sehari-hari, mulai dari mandi, mencuci, sampai konsumsi tak langsung.
Kalau pH air terlalu asam (di bawah 6) bisa bikin kulit iritasi, gatal-gatal, bahkan mempercepat korosi pada pipa. Sebaliknya, kalau terlalu basa (di atas 8.5), air bisa bikin kulit kering, rambut rusak, dan kadang terasa licin saat dipakai mandi. Oleh karena itu, menjaga pH tetap netral (sekitar 7) sangat penting.
Apa Itu pH dan Mengapa Harus Stabil?
pH (potential of Hydrogen) adalah ukuran tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan. Skala pH mulai dari 0 sampai 14, dengan angka 7 sebagai titik netral. Di bawah 7 berarti asam, di atas 7 berarti basa. Kestabilan pH penting karena air yang terlalu asam atau basa bisa merusak kualitas air dan peralatan.
Menurut WHO dan Permenkes RI, rentang pH air bersih yang ideal adalah antara 6.5 hingga 8.5. Rentang ini dianggap aman untuk konsumsi maupun penggunaan sehari-hari seperti mandi dan mencuci.
Beberapa faktor yang bisa mengubah pH air dalam toren antara lain:
- Kontaminasi organik (daun, serangga, alga)
- Reaksi kimia antara air dan bahan toren (terutama yang berbahan logam atau plastik rendah kualitas)
- Paparan sinar matahari
- Masuknya air hujan yang cenderung lebih asam
pH yang tidak stabil bisa menyebabkan:
- Air berbau tidak sedap
- Perubahan warna (keruh atau kehijauan)
- Kerusakan pada pipa dan mesin pompa
- Gangguan kesehatan kulit
SUMBER MASALAH UMUM PENYEBAB pH TIDAK STABIL DI TOREN
Air hujan bersifat asam karena mengandung karbon dioksida yang larut di atmosfer. Sementara itu, air sumur bisa terlalu basa atau asam tergantung kadar mineralnya. Kombinasi keduanya bisa bikin pH air dalam toren naik-turun. Kalau toren nggak ditutup rapat, serangga dan debu bisa masuk dan terurai, menyebabkan reaksi kimia yang menurunkan pH. Alga juga bisa tumbuh dalam toren yang terkena cahaya, mengganggu keseimbangan pH.
Toren yang terbuat dari bahan logam atau plastik kualitas rendah bisa bereaksi dengan air, terutama kalau airnya mengandung zat tertentu. Ini bisa bikin pH jadi lebih asam atau basa. Kalau toren jarang dibersihkan, endapan lumpur bisa membusuk dan menghasilkan zat asam. Sementara sisa sabun dari saluran cuci atau mandi yang bocor ke toren bisa bikin pH jadi lebih basa.
CARA MENGETAHUI DAN MENGUKUR pH AIR SECARA PRAKTIS
Kamu bisa pakai dua jenis alat:
- pH meter digital: Akurat dan mudah digunakan.
- pH test kit (kertas lakmus): Lebih murah, tapi kurang presisi.
Cara Menggunakan Alat Ukur pH Air dengan Benar
- Ambil sampel air dari toren pakai wadah bersih.
- Celupkan pH meter atau kertas lakmus.
- Bandingkan hasilnya dengan tabel warna (untuk kertas) atau lihat angka digital.
Idealnya, cek pH air minimal sebulan sekali. Tapi kalau kamu tinggal di daerah dengan air sumur, atau musim hujan datang, sebaiknya dicek 2 minggu sekali.
LANGKAH-LANGKAH MENJAGA pH AIR TETAP STABIL
Bersihkan toren minimal 3 bulan sekali. Kuras airnya, sikat bagian dasar dan dinding toren dari lumpur dan lumut. Pastikan toren tertutup rapat agar debu, serangga, dan air hujan tidak masuk.
Filter bisa dipasang di jalur masuk air dari PDAM atau pompa sumur. Pilih filter karbon aktif atau filter sediment.
Gunakan bahan alami:
- Lime (kapur) untuk menaikkan pH
- Asam sitrat atau cuka untuk menurunkan pH
- Gunakan secukupnya dan cek ulang pH setelah ditambahkan
Kalau kamu pakai air sumur, cek pH sumber airnya. Bisa jadi pH sudah tidak ideal sejak dari sumbernya.
SOLUSI ALAMI DAN TEKNOLOGI UNTUK MENGATUR pH
Arang aktif bisa menyerap zat asam atau basa yang mengganggu keseimbangan pH. Masukkan arang dalam kantung kain bersih dan rendam dalam toren. Beberapa filter air dilengkapi dengan kartrid mineral seperti tourmaline atau ceramic balls yang bantu menstabilkan pH.
Kalau kamu mau solusi modern, ada pH stabilizer otomatis yang bisa dipasang di jalur masuk air. Alat ini akan menyesuaikan pH secara otomatis. Teknologi IoT (Internet of Things) kini memungkinkan kamu memantau suhu, pH, dan volume air lewat aplikasi. Alat ini biasanya dipasang di bagian atas toren dan bisa kasih notifikasi kalau pH nggak stabil.
WAKTU TERBAIK MELAKUKAN PERAWATAN
Air hujan bisa menurunkan pH secara drastis. Jadi, pastikan toren bersih dan tertutup rapat sebelum musim hujan datang. Kalau kamu habis pakai bahan kimia buat bersihin toren atau peralatan rumah tangga, cek pH air untuk memastikan nggak ada sisa zat yang larut dalam air.
Perubahan warna dan bau biasanya jadi tanda awal bahwa pH mulai nggak stabil. Segera lakukan pemeriksaan.
Setidaknya lakukan:
- Cek pH: 1–2 kali sebulan
- Bersihkan toren: 3–4 bulan sekali
- Ganti filter: 6 bulan sekali
FAQ (PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN)
1. Apa yang terjadi jika pH air terlalu asam atau basa?
Air asam bisa sebabkan iritasi kulit dan korosi. Air basa bisa bikin kulit kering dan terasa licin.
2. Bisakah air pH tinggi atau rendah digunakan untuk mandi?
Tidak disarankan. pH ekstrem bisa ganggu kesehatan kulit dan rambut.
3. Bagaimana cara menaikkan atau menurunkan pH secara alami?
Gunakan kapur atau baking soda untuk menaikkan. Gunakan asam sitrat atau cuka untuk menurunkan.
4. Apakah filter otomatis bisa menjaga pH tetap stabil?
Ya, jika menggunakan filter dengan media mineral atau arang aktif.
5. Berapa biaya perawatan pH air dalam toren?
Biayanya cukup terjangkau. Sekitar Rp150.000–Rp300.000 per tahun, tergantung alat dan bahan yang digunakan.
Menjaga pH air bukan tugas satu kali. Dibutuhkan kebiasaan dan konsistensi untuk memastikan air yang kamu gunakan tetap aman dan sehat. Bagikan info ini ke tetangga dan keluarga. Semakin banyak yang peduli, semakin sehat lingkungan kita.
Yuk, mulai cek pH air di rumah kamu hari ini. Nggak perlu mahal, yang penting rutin dan peduli!
Jasa Kuras dan Cuci Toren di Tangerang - Toren.ID